Peranan Guru Berdasarkan Amsal 23:19-2 Dalam Mengatasi Kenakalan Peserta Didik Di SMP Bhakti Insani Bogor
DOI:
https://doi.org/10.54765/silihasah.v2i2.93Keywords:
Peranan guru, Amsal 23:19–29, Kenakalan peserta didik, Pendidikan Kristen, Pembinaan karakter.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan guru menurut perspektif Alkitab, khususnya Amsal 23:19–29, dalam mengatasi kenakalan peserta didik di SMP Bhakti Insani Bogor. Fenomena kenakalan remaja di sekolah menjadi tantangan serius yang memerlukan pendekatan holistik, baik dari aspek pendidikan formal maupun nilai-nilai iman. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan guru dalam perspektif Amsal mencakup tiga dimensi utama. Pertama, guru berperan sebagai pengarah jalan yang benar, yakni memberikan bimbingan moral, spiritual, dan sosial agar peserta didik menghindari perilaku yang merugikan diri dan lingkungan. Kedua, guru berperan sebagai pendidik dengan dedikasi, yang diwujudkan melalui perhatian, pengajaran yang membangun karakter, dan keteladanan hidup. Ketiga, guru berperan sebagai penasihat yang mendorong peserta didik menghindari pertengkaran, melatih pengendalian diri, serta membangun relasi yang sehat dengan sesama. Temuan ini menegaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Amsal 23:19–29 relevan untuk diterapkan dalam konteks pendidikan modern, khususnya dalam pembinaan perilaku siswa. Dengan demikian, penerapan prinsip-prinsip biblis dalam peranan guru dapat menjadi strategi efektif dalam mencegah dan mengatasi kenakalan peserta didik, serta membentuk karakter yang takut akan Tuhan, bertanggung jawab, dan mampu hidup harmonis di tengah masyarakat.
References
Anwar, M. (2018). Menjadi guru profesional. Prenadamedia Group.
Bandura, A. (1977). Social learning theory. Prentice Hall.
Benson, J. (2010). Bible commentary: Proverbs. Bible Hub.
Dadan, S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan remaja dan penanganannya. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(2), 324–331.
Dewi, S. (2019). Menjadi guru profesional. Indragiri Dot Com.
Hadisiwi, P., & Suminar, J. R. (2013). Konstruksi sosial anggota geng motor kota Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi, 1(1), 1–10.
Hasrian, S. R. (2021). Menjadi pendidik profesional. Umsu Press.
Henry, M. (2010). Commentary on the whole Bible. Hendrickson Publishers.
Hill, A. E., & Walton, J. H. (2013). Survei Perjanjian Lama. Gandum Mas.
Izzan, A. (2012). Membangun guru berkarakter. Humaniora.
Koemesak, A., Martha, I., & Ridolfroa. (2025, Juni 29). Pentingnya guru PAK dalam mengatasi kenakalan peserta didik di SMP Negeri 2 Sompak, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak.
Komalasari. (2011). Assesmen teknik non tes perspektif BK komprehensif. PT. Indeks.
Lickona, T. (2013). Education for character: How our schools can teach respect and responsibility. Bantam Books.
Muchson, M. (2017). Metode riset akuntasi. Spasi Media.
Rifai, M. (2005). Membangun kedaulatan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Universitas Gadjah Mada.
Riyanto, S. (2020). Metode riset penelitian kuantitatif. Deepublish.
Sanjaja. (2006). Panduan penelitian. Prestasi Pustakarya.
Santrock, J. W. (2014). Adolescence (15th ed.). McGraw-Hill Education.
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi remaja. Rajawali Pers.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kombinasi. Alfabeta.
Suryabrata, S. (2005). Psikologi pendidikan. Raja Grafindo Persada.
Wardoyono, G. T. (2021). Jejak-jejak karya keselamatan Allah. Kanisius.
Yo’etz, M. (2024). Biblical counseling and guidance. Faith Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Silih Asah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.